Advan – Riset pasar adalah salah satu elemen penting dalam menyusun strategi bisnis yang sukses. Dengan memahami kebutuhan pelanggan, tren industri, dan kompetitor, keputusan yang diambil bisa lebih akurat dan efektif. Namun, proses ini sering kali tidak berjalan mulus karena adanya berbagai kesalahan yang bisa mengurangi akurasi data dan dampak strategi yang diterapkan.
Banyak bisnis yang kurang memahami bagaimana cara melakukan riset pasar dengan benar, sehingga hasilnya tidak sesuai dengan realitas di lapangan. Hal ini bisa berakibat pada strategi pemasaran yang kurang efektif, produk yang tidak diminati, atau bahkan kehilangan peluang besar. Untuk menghindari hal tersebut, penting untuk mengenali kesalahan umum dalam riset pasar dan mengetahui cara mengatasinya.
Kesalahan dalam Riset Pasar dan Solusi untuk Mengatasinya
Melakukan riset pasar bukan sekadar mengumpulkan data, tetapi juga memastikan bahwa metode yang digunakan tepat dan hasilnya bisa diandalkan. Berikut beberapa kesalahan umum dalam riset pasar serta cara menghindarinya.
1. Tidak Menentukan Tujuan Riset dengan Jelas
Salah satu kesalahan terbesar adalah tidak memiliki tujuan yang jelas sebelum melakukan riset.
Tanpa tujuan yang spesifik, riset bisa menjadi tidak terarah dan menghasilkan data yang kurang relevan. Misalnya, jika ingin mengetahui alasan pelanggan memilih produk kompetitor, tetapi riset hanya berfokus pada tren industri secara umum, maka hasilnya tidak akan membantu dalam pengambilan keputusan.
Tentukan tujuan riset dengan spesifik sebelum mulai mengumpulkan data. Apakah riset ini bertujuan untuk memahami preferensi pelanggan, menilai efektivitas kampanye pemasaran, atau mengukur kepuasan pelanggan? Dengan tujuan yang jelas, riset akan lebih terarah dan hasilnya bisa langsung diaplikasikan dalam strategi bisnis.
2. Menggunakan Sampel yang Tidak Representatif
Kesalahan lain yang sering terjadi adalah memilih sampel yang tidak mencerminkan pasar secara keseluruhan.
Misalnya, jika sebuah bisnis ingin memahami preferensi pelanggan di seluruh Indonesia tetapi hanya melakukan survei di satu kota, hasilnya bisa menjadi bias dan tidak relevan.
Pastikan sampel yang dipilih mencerminkan target pasar secara keseluruhan. Jika bisnis beroperasi di berbagai daerah, lakukan riset di beberapa wilayah yang berbeda. Selain itu, gunakan metode sampling yang tepat agar data yang diperoleh lebih akurat.
Baca juga Manfaat Skill Riset Pasar dalam Membangun Brand Awareness
3. Pertanyaan dalam Survei Tidak Jelas atau Bersifat Bias
Banyak survei yang mengandung pertanyaan ambigu atau cenderung mengarahkan jawaban responden ke arah tertentu.
Misalnya, pertanyaan seperti “Seberapa puas dengan produk ini?” tanpa memberikan skala yang jelas bisa menghasilkan jawaban yang subjektif dan sulit diukur.
Gunakan pertanyaan yang jelas dan objektif. Jika menggunakan skala kepuasan, tentukan angka atau kategori yang spesifik, seperti “Sangat Puas”, “Puas”, “Biasa Saja”, “Kurang Puas”, dan “Tidak Puas”. Hindari pertanyaan yang menggiring jawaban atau terlalu terbuka tanpa konteks yang jelas.
4. Tidak Memanfaatkan Data Sekunder dengan Optimal
Riset pasar tidak selalu harus dilakukan dari nol. Banyak bisnis yang mengabaikan data sekunder yang sudah tersedia, seperti laporan industri, tren pasar global, atau hasil riset sebelumnya.
Data sekunder ini bisa memberikan wawasan tambahan yang berharga dan menghemat waktu serta biaya riset.
Gunakan kombinasi data primer (yang dikumpulkan langsung) dan data sekunder (yang sudah tersedia). Sumber seperti laporan industri, artikel penelitian, atau data dari institusi terpercaya bisa membantu mendapatkan gambaran yang lebih luas tentang pasar.
5. Mengabaikan Analisis Kompetitor dalam Riset Pasar
Banyak bisnis hanya fokus pada pelanggan tanpa memperhatikan bagaimana kompetitor menjalankan strategi mereka.
Padahal, memahami kekuatan dan kelemahan kompetitor bisa menjadi referensi yang sangat berguna dalam mengembangkan strategi bisnis yang lebih unggul.
Lakukan analisis kompetitor secara rutin. Perhatikan strategi pemasaran, harga, layanan pelanggan, serta inovasi yang mereka tawarkan. Dengan memahami posisi kompetitor, bisnis bisa menemukan celah yang bisa dimanfaatkan untuk menarik lebih banyak pelanggan.
6. Tidak Memperbarui Data Secara Berkala
Tren pasar selalu berubah, dan data riset yang sudah lama bisa menjadi kurang relevan untuk strategi bisnis saat ini.
Misalnya, jika bisnis masih menggunakan data riset dari lima tahun lalu untuk mengambil keputusan saat ini, ada kemungkinan besar bahwa preferensi pelanggan sudah berubah.
Lakukan riset pasar secara berkala. Jika memungkinkan, lakukan analisis tren setiap beberapa bulan agar strategi yang diterapkan tetap sesuai dengan kondisi pasar terbaru.
7. Tidak Menggunakan Teknologi dalam Pengolahan Data
Kesalahan lain yang sering terjadi adalah masih menggunakan metode manual dalam mengolah data, yang bisa memakan waktu lebih lama dan berisiko menimbulkan kesalahan analisis.
Dengan perkembangan teknologi, banyak alat yang bisa membantu dalam pengolahan dan analisis data secara otomatis, sehingga hasil riset bisa lebih cepat dan akurat.
Manfaatkan teknologi seperti software analitik, kecerdasan buatan (AI), atau platform survei online untuk mengumpulkan dan menganalisis data dengan lebih efisien. Teknologi ini tidak hanya mempercepat proses riset, tetapi juga meningkatkan keakuratan hasil yang diperoleh.
Menghindari Kesalahan dalam Riset Pasar untuk Keputusan yang Lebih Akurat
Riset pasar yang dilakukan dengan benar bisa memberikan wawasan berharga dalam menyusun strategi bisnis yang efektif. Namun, jika tidak dilakukan dengan tepat, riset ini bisa menghasilkan data yang kurang akurat dan berisiko menyebabkan keputusan yang keliru. Dengan menghindari kesalahan-kesalahan umum seperti kurangnya tujuan yang jelas, pemilihan sampel yang tidak representatif, atau pengolahan data yang masih manual, bisnis bisa lebih mudah mendapatkan hasil riset yang lebih relevan dan bermanfaat.
Untuk mendukung riset pasar yang lebih optimal, perangkat yang mumpuni sangat dibutuhkan. Advan Notebook WorkPro Intel i5 hadir dengan performa tinggi yang cocok untuk analisis data, mengelola survei, serta mendukung produktivitas riset dengan lebih efisien.***
Editor : Adita Febriyanti