Advan – Di tengah ledakan teknologi kecerdasan buatan, Google menjadi salah satu pemain utama yang terus berinovasi dengan platform AI-nya. Dua nama yang sering muncul dalam pembahasan tentang AI Google adalah Gemini AI dan Bard.
Keduanya sering dikira sebagai produk yang berbeda, padahal sebenarnya saling berkaitan. Namun meskipun berasal dari rumah yang sama, karakteristik dan fungsinya tak sepenuhnya identik. Lalu apa perbedaan antara Gemini AI dan Bard?
Gemini dan Bard itu Evolusi atau Revolusi AI?
Banyak yang bertanya-tanya: apakah Bard masih relevan dengan kehadiran Gemini AI? Atau justru Gemini hanyalah versi lanjutan dari Bard dengan nama baru? Untuk menjawabnya, mari kupas tuntas perbedaan antara Bard dan Gemini, termasuk fitur, teknologi dasar, pengalaman pengguna, dan tentu saja dari keunggulan masing-masing.
1. Asal Usul Bard dan Kemunculan Gemini
Bard pertama kali diperkenalkan oleh Google pada awal tahun 2023 sebagai jawaban terhadap dominasi ChatGPT di dunia AI generatif. Bard dirancang sebagai chatbot berbasis bahasa alami yang bisa menjawab pertanyaan, membantu menulis, dan memberikan ide.
Namun seiring berkembangnya teknologi, Google merasa perlu membangun sistem yang lebih kuat dan fleksibel. Maka lahirlah Gemini AI, sebagai proyek ambisius dari Google DeepMind. Tujuan utamanya adalah menciptakan model multimodal generatif yang bukan hanya cerdas dalam memahami teks, tetapi juga mahir memproses gambar, audio, video, dan kode.
Singkatnya, Bard adalah produk AI yang dikembangkan dengan model bahasa seperti LaMDA dan PaLM, sementara Gemini adalah lompatan teknologi baru yang menggantikan fondasi lama dengan arsitektur lebih mutakhir.
2. Generasi Awal AI Generatif Google
Bard dibangun dengan fondasi awal dari LaMDA (Language Model for Dialogue Applications) dan kemudian diperbarui menggunakan model PaLM 2. Fokus utama Bard adalah dialog berbasis teks. Saat pertama kali diluncurkan, Bard mampu memberikan jawaban informatif, membantu menulis cerita, memberi saran produk, hingga membuat ringkasan dari berbagai sumber.
Antarmuka Bard dirancang agar sederhana, mirip chatbot, dengan interaksi satu per satu. Bard mampu terhubung dengan produk Google seperti Maps, Search, dan Gmail, menjadikannya cukup praktis dalam keseharian.
Namun, Bard memiliki beberapa keterbatasan. Ia belum mendukung input visual secara luas, belum sepenuhnya multimodal, dan dalam beberapa kasus masih menghasilkan jawaban yang datarnya bersifat umum.
3. Evolusi dan Lompatan Teknologi
Gemini diperkenalkan sebagai model AI generasi baru yang benar-benar multimodal sejak awal pembentukannya. Dibangun oleh tim Google DeepMind, Gemini dirancang untuk memahami interaksi lintas media. Artinya, pengguna bisa menggabungkan teks, gambar, video, bahkan audio dalam satu sesi percakapan.
Dengan Gemini, misalnya, seseorang bisa mengunggah gambar poster, lalu meminta AI untuk menjelaskan isinya, menyarankan desain ulang, atau membuat teks promosi berdasarkan visual tersebut. Ini adalah kemampuan yang tidak dimiliki Bard versi awal.
Tak hanya itu, Gemini juga mendukung konteks interaksi yang lebih panjang (extended context window), sehingga cocok untuk pengguna yang ingin berdiskusi secara mendalam, menyusun proyek kompleks, atau menulis konten panjang.
4. Perubahan Nama dari Bard ke Gemini
Pada awal 2024, Google secara resmi mengganti nama Bard menjadi Gemini di berbagai layanan publiknya. Artinya, Bard bukan lagi produk yang berdiri sendiri, melainkan menjadi bagian dari ekosistem Gemini AI.
Langkah ini bukan sekadar rebranding. Perubahan nama mencerminkan perubahan teknologi inti yang digunakan. Sebelumnya, Bard berjalan di atas model PaLM. Kini, platform tersebut telah dialihkan ke Gemini 1.5 Pro, model terbaru yang jauh lebih mumpuni.
Dengan kata lain, Bard sudah tidak lagi eksis dalam bentuk lamanya. Yang digunakan sekarang sebenarnya adalah Gemini, tapi dengan antarmuka dan pengalaman pengguna yang diturunkan dari Bard.
Baca juga: Sama-sama Jadi Asisten Virtual, Bard AI atau ChatGPT yang Lebih Baik?
5. Perbandingan Pengalaman Pengguna
Meski keduanya berasal dari Google, pengalaman saat menggunakan Bard (versi lama) dan Gemini (versi baru) memiliki sejumlah perbedaan yang mencolok.
Bard lebih sederhana, cepat, dan fokus pada teks. Ia cocok digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ringan, membantu menulis, atau menyusun kalimat promosi singkat. Namun interaksinya bersifat satu arah, dan konteksnya terbatas.
Gemini, di sisi lain, terasa lebih seperti asisten pribadi digital. Ia bisa mengingat konteks dari percakapan sebelumnya, menerima input visual, dan menghasilkan output dalam berbagai format. Pengalaman menggunakan Gemini jauh lebih dinamis, dengan kemampuan berpikir yang lebih mendalam.
6. Dukungan Multimodal Srta Keunggulan Gemini
Salah satu fitur andalan Gemini adalah kemampuan multimodal native. Model ini tidak sekadar menggabungkan sistem teks dan gambar secara terpisah, tetapi benar-benar memahami hubungan keduanya secara bersamaan.
Bayangkan seorang desainer yang menunjukkan sketsa logo, lalu meminta Gemini menganalisisnya. AI bisa menilai apakah desain itu cukup komunikatif, memberi saran warna yang lebih sesuai, bahkan membuat narasi merek berdasarkan visual tersebut.
Fitur ini sangat bermanfaat bagi para kreator, pelajar, peneliti, dan siapa saja yang sering bekerja dengan materi visual. Hal serupa tidak bisa dilakukan oleh Bard, karena ia hanya didesain untuk interaksi berbasis teks.
7. Integrasi dengan Google Workspace
Kedua platform memiliki fitur integrasi ke dalam ekosistem Google Workspace seperti Gmail, Docs, Sheets, dan Slides. Namun, Gemini menawarkan pengalaman yang lebih maju.
Misalnya, ketika membuat dokumen di Google Docs, Gemini bisa diminta meninjau keseluruhan isi, memberi saran perbaikan gaya bahasa, hingga menulis ulang paragraf tertentu agar lebih meyakinkan. Ia juga bisa menyarankan grafik di Google Sheets berdasarkan tren angka yang dibaca.
Gemini bahkan bisa membantu mengelola email dengan lebih personal, merangkum isi inbox, dan menyusun balasan dalam gaya tertentu. Bard tidak memiliki fleksibilitas sejauh itu.
Mana yang Lebih Unggul?
Jika membandingkan Bard dan Gemini dalam konteks saat ini, maka Gemini adalah versi yang lebih unggul dan lebih mutakhir. Ia menggantikan Bard secara fungsional, membawa arsitektur baru, fitur yang lebih kaya, serta dukungan multimodal yang tak dimiliki pendahulunya.
Namun, dalam konteks sejarah dan penggunaan awal, Bard berjasa sebagai pintu masuk Google ke ranah AI generatif publik. Bard menjadi jembatan bagi banyak orang untuk mulai mengenal dan berinteraksi dengan teknologi kecerdasan buatan.
Kini, dengan bergesernya teknologi ke arah Gemini, Google menandai era baru. Bukan lagi chatbot biasa, melainkan AI canggih yang bisa menjadi partner kreatif, analis data, hingga pendamping belajar.
Memaksimalkan Potensi AI Kamu di Perangkat Hebat
Walaupun Bard dan Gemini itu dua nama yang menandai perjalanan Google dalam membentuk masa depan kecerdasan buatan. Di sini Bard sudah tidak digunakan lagi sebagai nama produk, tetapi jejaknya tetap penting sebagai fondasi awal.
Gemini adalah penerus alami Bard—lebih cepat, lebih pintar, lebih fleksibel. Dengan dukungan multimodal, kemampuan pemrosesan konteks yang panjang, dan integrasi dalam produk Google, Gemini AI menjelma menjadi salah satu AI paling canggih yang bisa diakses publik saat ini.
Sekarang kamu bisa menjelajahi kecanggihan Gemini AI dan Bard kini semakin optimal dengan perangkat yang tepat. Bayangkan kemampuan multitasking dan pemrosesan data yang mulus saat kamu beralih antara fitur-fitur inovatif Gemini AI dan kreativitas tak terbatas dari Bard.
Dengan Advan Tab VX Neo (4GB/128GB), kamu mendapatkan layar IPS 10.1 inci yang jernih untuk visualisasi yang imersif, didukung oleh daya tahan baterai 6200 mAh yang memungkinkan eksplorasi AI tanpa henti. Perangkat ini bukan hanya tablet, melainkan gerbang kamu menuju produktivitas dan hiburan, memastikan setiap perintah AI dan setiap ide kreatif kamu terwujud dengan responsif dan efisien.
Editor: Mahfida Ustadhatul Umma