DevOps Developer
Ilustrasi menjadi DevOps Developer

Advan – Industri teknologi terus berkembang pesat, menciptakan banyak peluang bagi para profesional IT. Salah satu profesi yang semakin diminati adalah DevOps Developer. Peran ini menjadi kunci dalam menyatukan pengembangan perangkat lunak dan operasi sistem agar berjalan lebih efisien.

Banyak perusahaan kini mencari talenta yang mampu memahami pengembangan aplikasi sekaligus mengelola infrastruktur. Jika kamu tertarik dengan dunia coding, sistem operasi, dan otomatisasi, maka profesi ini bisa menjadi pilihan karier yang menjanjikan.

Namun, untuk sukses di bidang ini, ada beberapa keterampilan dan strategi yang perlu dikuasai. Bukan hanya sekadar memahami coding, tetapi juga menguasai alat-alat DevOps serta memiliki mindset yang tepat. Yuk, simak apa saja yang diperlukan!

Menguasai Peran dan Tanggung Jawab DevOps Developer

Seorang DevOps Developer bertanggung jawab dalam mengoptimalkan alur kerja pengembangan perangkat lunak agar lebih cepat dan stabil. Profesi ini menggabungkan keahlian coding, administrasi sistem, serta otomatisasi proses deployment aplikasi.

Selain itu, DevOps Developer bekerja sama dengan tim pengembang dan tim operasi untuk memastikan aplikasi berjalan tanpa hambatan. Dengan mengandalkan berbagai tools seperti Docker, Kubernetes, dan CI/CD pipelines, mereka menciptakan sistem yang lebih efisien dan scalable.

Strategi Sukses Menjadi DevOps Developer 

1. Kuasai Pemrograman dan Scripting 

Pemrograman menjadi dasar utama dalam DevOps. Kamu perlu menguasai bahasa seperti Python, Bash, atau Go untuk membuat skrip otomatisasi. Kemampuan ini membantu dalam mengelola deployment aplikasi dan mengoptimalkan sistem yang digunakan.

Selain itu, pemahaman terhadap manajemen dependensi dan debugging akan sangat membantu dalam menangani error yang terjadi di lingkungan DevOps. Semakin mahir dalam coding, semakin efektif dalam menyelesaikan berbagai tantangan teknis.

2. Pahami Konsep CI/CD 

Continuous Integration (CI) dan Continuous Deployment (CD) menjadi fondasi utama dalam DevOps. Kamu perlu memahami bagaimana cara membangun pipeline otomatis agar kode dapat diuji dan dikirim ke server dengan cepat tanpa hambatan.

Dengan CI/CD, proses pengembangan menjadi lebih efisien karena setiap perubahan kode dapat langsung diuji dan diterapkan ke lingkungan produksi. Tools seperti Jenkins, GitLab CI, dan GitHub Actions bisa menjadi senjata andalan.

Baca juga 10 Istilah dalam DevOps yang Harus Dipahami Developer, Wajib Tahu!

3. Kenali Infrastruktur sebagai Kode (IaC) 

DevOps tidak hanya soal pemrograman, tetapi juga bagaimana infrastruktur dikelola. Konsep Infrastructure as Code (IaC) memungkinkan kamu mengelola server, jaringan, dan konfigurasi sistem secara otomatis menggunakan kode.

Alat seperti Terraform dan Ansible sangat berguna untuk membuat deployment lebih cepat dan mengurangi kesalahan manual. Dengan IaC, sistem dapat direplikasi dengan mudah, meningkatkan keandalan dan konsistensi.

4. Pahami Virtualisasi dan Containerization 

Docker dan Kubernetes menjadi standar dalam industri untuk menjalankan aplikasi dalam lingkungan yang lebih fleksibel. Dengan teknologi container, aplikasi bisa berjalan di berbagai platform tanpa masalah kompatibilitas.

Containerization juga membantu dalam deployment skala besar karena lebih ringan dibandingkan virtual machine tradisional. Menjadi ahli dalam Docker dan Kubernetes akan meningkatkan kredibilitas sebagai seorang DevOps Developer.

5. Kuasai Manajemen Cloud 

Banyak perusahaan kini beralih ke layanan cloud seperti AWS, Google Cloud, atau Azure. Sebagai DevOps Developer, kamu harus memahami cara mengelola server cloud, membuat arsitektur yang scalable, dan mengoptimalkan biaya penggunaan layanan cloud.

Kemampuan mengelola sumber daya di cloud akan memberikan keunggulan kompetitif dalam menangani sistem yang besar dan kompleks. Selain itu, memahami konsep serverless computing juga bisa menjadi nilai tambah.

6. Fokus pada Keamanan (DevSecOps) 

Keamanan menjadi bagian yang tidak bisa diabaikan dalam DevOps. Memahami konsep DevSecOps memungkinkan kamu mengintegrasikan aspek keamanan sejak awal dalam pengembangan aplikasi.

Tools seperti SonarQube, Vault, dan berbagai security scanner bisa digunakan untuk mendeteksi celah keamanan lebih dini. Dengan mengutamakan keamanan, kamu bisa mencegah potensi serangan cyber yang dapat merugikan perusahaan.

7. Perbanyak Pengalaman dan Kolaborasi 

Pengalaman langsung dalam proyek DevOps sangat penting. Kamu bisa mulai dengan membangun proyek pribadi, mengikuti sertifikasi DevOps, atau berkontribusi dalam komunitas open-source.

Selain itu, DevOps Developer harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik karena pekerjaan ini melibatkan kolaborasi dengan berbagai tim. Kemampuan bekerja sama akan memudahkan koordinasi dan mempercepat penyelesaian masalah.

Menjadi DevOps Developer membutuhkan kombinasi keterampilan teknis dan pemahaman konsep kerja tim yang solid. Dengan menguasai pemrograman, CI/CD, containerization, cloud computing, serta keamanan, kamu bisa menjadi kandidat yang sangat dicari oleh perusahaan. Semakin banyak praktik dan pengalaman yang kamu peroleh, semakin besar peluang sukses dalam karier DevOps.

Rekomendasi Laptop Handal untuk DevOps Developer 

Performa laptop sangat berpengaruh dalam menjalankan berbagai tugas DevOps yang berat. Advan Laptop AI Gen Ultra hadir dengan Intel Core Ultra 5 125H dan AI Integrated yang mampu menangani tugas pemrograman, containerization, serta pengelolaan cloud dengan lebih efisien.

Selain itu, dukungan RAM 16GB LPDDR5x dan SSD 512GB PCIe 4.0 memastikan proses deployment berjalan lebih cepat dan lancar. Layar 14” FHD IPS 100% sRGB juga memberikan kenyamanan visual saat bekerja dalam jangka waktu lama.***

 

Editor : Adita Febriyanti

Arfin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *