Penulisan Kata Depan ‘Di’

Advan – Kamu sering bingung saat penulisan kata depan “di”? Jangan khawatir, kamu bukan satu-satunya! Banyak orang masih salah kaprah dalam membedakan penggunaan kata depan “di” dengan imbuhan “di-”. Kesalahan ini sering terjadi dalam tulisan sehari-hari, bahkan di media sosial dan dokumen resmi. Padahal, memahami aturan ini bisa membuat tulisanmu lebih rapi dan profesional.

Masalah utama biasanya ada pada pemisahan kata. Kata depan “di” seharusnya ditulis terpisah dari kata benda yang mengikutinya, sedangkan imbuhan “di-” harus menyatu dengan kata kerja. Jika kamu masih bingung, artikel ini akan membahasnya secara lengkap dan mudah dipahami.

Perbedaan Kata Depan ‘Di’ dan Imbuhan ‘Di-’

Sebelum masuk ke contoh-contohnya, kamu perlu memahami dulu perbedaan mendasar antara kata depan “di” dan imbuhan “di-”. Kata depan “di” digunakan untuk menunjukkan tempat atau lokasi, sementara imbuhan “di-” adalah awalan pada kata kerja pasif.

Misalnya:

  • Benar: di rumah, di sekolah, di kantor
  • Salah: dirumah, disekolah, dikantor

Sebaliknya, imbuhan “di-” selalu melekat pada kata kerja pasif:

  • Benar: dibaca, ditulis, dicetak
  • Salah: di baca, di tulis, di cetak

Sekarang, mari kita bahas aturan lebih rinci agar kamu tidak keliru lagi.

Aturan Penulisan Kata Depan ‘Di’

Agar lebih mudah dipahami, berikut adalah aturan utama dalam penggunaan kata depan “di”.

1. Kata Depan ‘Di’ Digunakan untuk Lokasi

Jika kata setelah “di” menunjukkan tempat, maka kata depan “di” harus dipisah. Contohnya:

  • di pasar
  • di kantor
  • di sekolah
  • di dalam rumah

2. Jangan Gunakan ‘Di’ untuk Kata Kerja

Kalau kata setelah “di” adalah kata kerja, maka itu bukan kata depan, melainkan imbuhan yang harus menyatu. Contohnya:

  • dibaca (bukan di baca)
  • ditulis (bukan di tulis)
  • dicetak (bukan di cetak)

3. Bisa Dicoba dengan Kata “Ke” atau “Dari”

Cara mudah menguji apakah “di” adalah kata depan atau imbuhan adalah dengan menggantinya dengan “ke” atau “dari”. Jika masih masuk akal, berarti itu kata depan dan harus dipisah.

Contoh:

  • di rumah → bisa menjadi ke rumah atau dari rumah (berarti kata depan, harus dipisah)
  • dibaca → tidak bisa menjadi ke baca atau dari baca (berarti imbuhan, harus disambung)

Sekarang kamu sudah tahu aturannya, bukan? Agar lebih paham, mari kita lihat contoh-contoh lain dalam kalimat.

Baca  juga: Panduan Penulisan ‘Di Antara’ yang Benar, Serta Kesalahan Umum yang Perlu Dihindari

Contoh Penggunaan Kata Depan ‘Di’ yang Benar

Agar semakin jelas, berikut adalah beberapa contoh kalimat yang menggunakan kata depan “di” dengan benar:

  • Aku sedang bekerja di kantor.
  • Kami bertemu di taman kota.
  • Buku itu tersimpan di rak atas.
  • Dia menunggu di depan pintu.

Sementara itu, berikut contoh penggunaan imbuhan “di-” yang benar:

  • Buku ini ditulis oleh seorang penulis terkenal.
  • Surat itu sudah dicetak dan siap dikirim.
  • Artikel ini dibaca oleh banyak orang setiap hari.

Kesalahan yang Sering Terjadi

Meski aturannya cukup sederhana, kesalahan dalam penulisan kata depan “di” masih sering ditemukan. Beberapa contoh kesalahan umum adalah:

  • Salah: diambil keputusan Benar: diambil keputusan
  • Salah: di buat oleh Benar: dibuat oleh
  • Salah: di ruangan ini Benar: di ruangan ini

Kesalahan ini bisa merusak kesan profesional dalam tulisanmu. Jadi, selalu periksa kembali sebelum mempublikasikan atau mengirimkan tulisanmu!

Tingkatkan Produktivitas Menulis dengan Notebook Advan Workpro

Menulis dengan benar memang penting, tapi perangkat yang kamu gunakan juga berpengaruh! Kalau kamu butuh laptop yang ringan, cepat, dan nyaman untuk mengetik, Notebook Advan Workpro bisa jadi pilihan tepat. Dengan prosesor **Intel i5, layar 14” FHD IPS, RAM 8GB, dan SSD 256GB**, laptop ini siap mendukung produktivitasmu dalam menulis, baik untuk keperluan kerja maupun belajar. Cek spesifikasinya lebih lanjut di sini Advan.id

Sekarang kamu sudah tahu perbedaan antara kata depan “di” dan imbuhan “di-”. Ingat, kalau menunjukkan tempat, harus dipisah. Kalau merupakan kata kerja pasif, harus disambung. Dengan memahami aturan ini, tulisanmu akan terlihat lebih rapi dan profesional.

Jadi, jangan sampai keliru lagi, ya! Semakin sering berlatih, semakin mudah kamu menerapkannya dalam tulisan sehari-hari.***

Editor: Andik Chefasa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *